ngupileank

Beberapa pemain mengatakan bahwa mereka ingin menarik diri dari Piala Afrika mengikuti turnamen kekerasan, tetapi seorang pejabat di Angola mengatakan akan pergi ke depan seperti yang direncanakan.

Di negara Afrika Barat Togo, federasi sepak bola Vice President Ameyi kata Jibril Dodji Obilalé cadangan kiper Kossi dan Serge Akakpo bek tengah adalah di antara mereka terluka. Tim pemain top, Emmanuel Adebayor, tidak terluka, menurut klub Manchester City.

"Kami mesin-ditembak seperti anjing," pemain Togo Thomas Dossèvi, yang bermain untuk klub Prancis Nantes, kepada Radio Monte Carlo. "Mereka bersenjata lengkap ... Kami menghabiskan 20 menit di bawah kursi bus."

FC Vaslui mengatakan pada situs Web-nya bahwa 22 tahun Akakpo, yang bergabung dengan klub Rumania dari Auxerre tahun lalu, ditembak oleh dua peluru dan kehilangan banyak darah tapi sekarang keluar dari bahaya.

Alaixys Romao merasa Togo sebaiknya tidak melanjutkan turnamen.

"Kalau kita bisa boikot itu, mari kita lakukan," Romao kepada saluran TV Perancis Infosport. "Ini hanya bukan pada bagi kita untuk ditembak karena pertandingan sepak bola. Yang bisa saya pikirkan adalah menghentikan kompetisi ini dan akan pulang."

Dossèvi setuju: "Kami tidak mau bermain ini Piala Afrika," katanya kepada Infosport. "Kami sedang berpikir tentang rekan tim kami - akan terkena peluru ketika Anda telah datang untuk bermain sepakbola adalah menjijikkan."

16-tim Afrika kejuaraan dimulai hari Minggu di Angola, dengan Togo karena memainkan pertandingan pembukaannya pada hari Senin melawan Ghana di Cabinda.

Kapten Togo Adebayor mengatakan kepada BBC bahwa banyak pemain ingin meninggalkan "karena mereka telah melihat kematian mereka sudah."

"Sebagian besar pemain ingin kembali ke keluarga mereka. Tidak ada yang bisa tidur setelah apa yang mereka lihat hari ini," katanya. "Jadi kita akan memiliki pertemuan yang baik malam ini, semua orang akan pergi ke kamar mereka, mereka akan beristirahat dan kita akan melihat besok pagi. Kami akan membuat keputusan yang baik bagi kehidupan kita."

Seorang anggota senior dari panitia lokal, yang berbicara dengan syarat anonim, karena ia tidak berwenang berbicara kepada pers, mengatakan turnamen akan meneruskan seperti yang direncanakan. Ia mengatakan Didier Drogba dan teman-teman timnya dari Pantai Gading, dianggap bagian atas tim Afrika, telah tiba di Cabinda awal Jumat.

"FIFA dan presiden Joseph S. Blatter yang sangat tersentuh dengan kejadian hari ini yang mempengaruhi tim nasional Togo, kepada siapa mereka mengungkapkan sangat simpati," kata FIFA dalam sebuah pernyataan.

Tim nasional Togo baru saja menyeberangi perbatasan ke Angola ketika bus datang di bawah api. Kata Ameyi ditunjukkan tim telah terbang ke Angola bukan perjalanan melalui jalan darat.

"Kami dikelilingi oleh polisi bus. Semuanya terlihat baik-baik saja dan kami datang di bawah api berat. Setiap orang bergegas di bawah kursi berusaha untuk melindungi diri mereka sendiri," kata Dossèvi Infosport televisi di Perancis. "Itu berlangsung setidaknya seperempat jam dengan polisi menjawab."

Yang terluka dibawa ke rumah sakit di Cabinda, Angola utama daerah penghasil minyak yang telah diganggu oleh kerusuhan. Kelompok hak asasi manusia menuduh militer kekejaman dan pejabat pemerintah mengklaim telah menggelapkan jutaan dolar dalam pendapatan minyak. Pemerintah telah membantah tuduhan.

Portugal negara-lari kantor berita Lusa mengatakan, kawasan kelompok separatis utama, FLEC, mengklaim telah melakukan serangan di sebuah komunikasi yang dikirim ke agen.

Angola telah berjuang untuk naik kembali dari dekade kekerasan, dan pemerintah jelas perbankan di turnamen sebagai kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia itu berada di jalan menuju pemulihan. Sebuah bangunan boom didorong oleh kekayaan minyak sudah termasuk stadion baru di Cabinda dan tiga kota-kota lain untuk turnamen.

Yang mendidih kekerasan di Cabinda adalah terpisah dari perang saudara yang lebih besar yang pecah setelah kemerdekaan dari Portugal pada tahun 1975. Anti-perang kolonial telah dimulai di bagian selatan negara Afrika pada 1960-an. Mayor pertempuran berakhir pada tahun 2002.

Claude Leroy, mantan pelatih Kamerun dan Ghana, kata pihak berwenang sepak bola Afrika kini harus memutuskan apakah akan memainkan turnamen.

"Anda harus mengajukan pertanyaan. Sepakbola hanya sebuah permainan," kata Leroy RMC. "Ini benar-benar serius dan berarti bahwa keamanan tidak dapat dijamin. Hotspot lokal ini bisa sangat berbahaya. The CAF adalah harus mengambil keputusan gila ini menembak."

Sebelum berangkat ke turnamen, Adebayor ditanya oleh British wartawan apakah ia punya keraguan tentang politik bermain di wilayah Cabinda tidak stabil Angola.

"Kami lahir di Afrika jadi kita tahu tentang apa. Beberapa orang mungkin takut yang normal, aku bisa mengerti. Tapi aku akan kembali ke Afrika, ke salah satu negara di benua, dan aku siap untuk Cabinda. Aku akan menikmati diriku sendiri, "kata mantan Arsenal ke depan kata.

Klub Liga Utama Inggris Portsmouth, yang memiliki empat pemain di Angola, mengatakan sedang mempertimbangkan menarik mundur pemain.

"Kami telah meminta kepada (Inggris) Asosiasi Sepak Bola bertanya FIFA bagaimana aman itu dan untuk menjamin keselamatan pemain kami," kata juru bicara Portsmouth Gary Double kepada The Associated Press. "Para pemain kami 'keselamatan adalah yang terpenting, dan jika itu tidak dapat dijamin para pemain harus dikirim pulang."

Itu adalah senjata utama kedua menyerang sebuah tim olahraga dalam waktu kurang dari satu tahun. Beberapa pemain terluka dan enam polisi tewas ketika pria bersenjata melepaskan tembakan di tim kriket Sri Lanka bus di Lahore, Pakistan, pada Maret 2009.

Kekerasan juga terjadi lima bulan sebelum Piala Dunia di Afrika Selatan, yang pertama akan diadakan di benua. Kekhawatiran terbesar menuju 32-bangsa yang telah turnamen situasi keamanan di Afrika Selatan, sebuah negara dengan salah satu yang tertinggi di dunia tingkat kriminalitas.

Togo, yang bermain di Piala Dunia 2006, tidak memenuhi syarat untuk turnamen tahun ini di Afrika Selatan.